Jumat, 24 Desember 2010

Sang Ibu


Suatu ketika…
Seorang bayi siap dilahirkan ke dunia
Menjelang diturunkan, Dia bertanya kepada Tuhan.
“Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia.”
“Tetapi bagaimana cara saya hidup di sana?”
“Saya begitu kecil dan lemah.” Kata si bayi
Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”
“tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia.” Demikian kata si bayi
Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.”
Si bayi pun berkata kembali, “dan apa yang apa yang saya dapat lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?”
Sekali lagi Tuhan menjawab, “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo’a.”
Si bayi pun masih belum puas, ia pun bertanya lagi
“saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?”
Dengan penuh kesabaran Tuhan pun menjawab,
“malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun.”
Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya,
“tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi.”
Dan Tuhan pun menjawab,
“malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagiamana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.”
Saat surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan lirih bertanya,
“Tuhan…. Jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa malaikat di rumahku nanti?”
Tuhan pun menjawab…
“IBU… “

kenanglah IBU yang menyayangimu,
untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi
ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut
demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalutmu
Ingatkah engkau ketika jari ibu mengusap kepalamu?
.. dan ingatkah engkau ketika airmata menetes dari mata ibumu
Ketika ia melihatmu terbaring sakit?
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan
Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu
Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan engkau rindukan di masa depan.
Ketika ibu telah tiada….
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita
Tak ada lagi senyuman indah… tanda bahagia
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya.
Yang ada hanyalah baju digantung di lemari kamarnya.
Tak ada lagi yang meneteskan air mata mendo’akan disetiap hembusan nafasnya
KEMBALILAH SEGERA..
PELUKLAH IBU YANG SELALU MENYANYANGIMU

Tidak ada komentar: