Minggu, 24 Oktober 2010

@@@@ C.I.N.T.A @@@@

CINTA adalah KEKUATAN yang mampu
mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah malang jadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah iblis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan,
mengubah kandang jadi taman,
mengubah penjara jadi istana,
mengubah amarah jadi ramah,
mengubah musibah jadi muhibbah,
itulah CINTA !!!

persahabatan yang indah


Heem ? Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang
melelahkan dan menjengkelkan.

Tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai
Nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan,
Tetapi pesahabatan sejati bisa mengatasi cobaan.

Itu bahkan bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi.

Demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Pesahabatan diwarnai dengan berbagai suka dan duka,
Dihibur - Disakiti - Diperhatikan-Dikecewakan,
Didengar-Diabaikan,Dibantu
-Ditolak-Namun semua ini
Tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
Untuk menghindari perselisihan,justru karena kasihnya
Ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman.
Tetapi menyatakan yang amat menyakitkan dengan tujuan
Sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
Pemeliharaan dari kesetiaan,
Tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan
Barulah kita mencari motivasi mencari perhatian.

Pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain,tetapi
Justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa
Yang dibutuhkan oleh sahabatnya.


Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya.
Karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati , namun tidak
Tidak semua berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang menikmati indahnya persahabatan,
Namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

~..~ Mempunyai SATU sahabat sejati lebih berharga dari seribu
Teman yang mementingkan diri sendiri ~..~

''Dalam masa kejayaan,teman-teman mengenal kita . Dalam
Kesengsaraan,kita mengenal teman-teman kita''

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan .
Siapa yang berada disamping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda meras tidak dicintai ??

MEREKALAH SAHABAT ANDA...Hargai dan peliharalah selalu
Persahabatan anda dengan mereka.

ITULAH ARTI PERSAHABATN YANG TERINDAH

Jumat, 22 Oktober 2010

Diri Kita

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.

Kamis, 21 Oktober 2010

CATATAN SEORANG SUAMI SHOLEH ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Wahai istriku, malam telah larut, dan aku melihat engkau telah terlelap dengan indahnya menuju mimpi-mimpimu, dapat aku melihat engkau tersenyum dengan indahnya di dalam tidurmu. Wahai istriku, beristirahatlah sebentar sebelum engkau bangun untuk mengerjakan sholat malammu…

Wahai istriku, dapat aku melihat bulir-bulir keringat membasahi keningmu, mungkin karena udara yang terasa panas di malam ini membuatmu banyak berkeringat dalam tidurmu, memang kamar yang sempit ini tidak memiliki AC, tidak banyak memiliki hiasan dan perabotan yang mahal, tidak juga kita tidur beralaskan tempat tidur yang empuk dan mewah. Namun diriku selalu bersyukur kepada Allah Ta’ala karena engkau menerima semua ini dengan lapang dada dan penuh kesabaran.

Wahai istriku, sewa rumah akan habis satu bulan lagi… dan tabungan kita belum cukup untuk membayar sewa rumah ini satu tahun ke depan, semoga Allah Ta’ala memberikan kita tambahan rizki agar kita mampu memperpanjang sewa rumah kecil ini, agar kita terlindung dari terik panas dan dinginnya malam, agar anak-anak kita pun bisa bernaung dari derasnya hujan dan memiliki tempat bermain. Memang tidak luas rumah yang kita sewa ini, namun bersama dirimu dan anak-anak kita semuanya menjadi teramat indah…kita memang tidak memiliki rumah tempat tinggal yang luas sebagai bagian dari kebahagiaan, namun aku memiliki sebagian kebahagiaan yang lain, yaitu dirimu sebagai istri yang shalihah yang selalu berada di sampingku, bersabar atas semua kesempitan dunia ini.

Wahai ibu dari anak-anakku, terima kasih karena engkau tidak mengeluh karena ketidak mampuan suamimu untuk membelikan sebuah rumah bagimu, terima kasih engkau telah membangkitkan semangatku untuk beribadah kepada Allah Ta’ala di tengah-tengah kesulitan kita, terima kasih atas kesabaranmu mendidik anak-anak kita ditengah kekurangan ini. Terima kasih wahai istriku engkau selalu mengingatkan aku untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala atas rizki yang diberikan-Nya kepada kita sehingga kita bisa makan setiap hari tanpa kekurangan.

Wahai istri dari hamba yang dha’if… perkenankanlah suamimu mengajakmu untuk membangun sebuah rumah dan istana yang indah bagimu di surga kelak, dunia ini bukan bagian kita, dan kita tidak akan tinggal lama di dalamnya. Birlah kita kelak keluar dari segala kesempitan ini menuju kelapangan yang indah, insya Allah.

Wahai istriku mari kita bangun sebuah rumah di surga dengan sholat sunnah rowatib, berusahalaH untuk menegakkannya walau di tengah kesibukanmu mengurus rumah tangga dan anak-anak kita, berusahalah demi kebaikanmu dan kebaikan kita semua, aku akan membantumu dalam menjaga anak-anak kita dan membantumu mengerjakan pekerjaan rumah yang mampu aku lakukan.

Wahai istriku, mari kita bangun sebuah rumah di surga dengan meninggalkan debat, demi Alloh, debat itu hanya akan meninggalkan permusuhan dan kebencian, maka bersabarlah di dalam dakwah, ketika engkau sedang menasihati seseorang, maka perhatikanlah hak-haknya, jika dia bertanya kepadamu maka jawablah dengan baik sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, serta bersabarlah, jika ia mendebatmu maka tinggalkanlah dia. Wahai istriku, janganlah engkau banyak bercanda, apalagi jika engkau membumbuinya dengan dusta. Sungguh kedustaan itu akan meruntuhkan bagian rumahmu disurga kelak.

Wahai istriku, perbaguslah akhlakmu, berhiaslah dengan akhlak yang shalihah, berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah ash shahihah, karena bukan saja engkau akan mendapatkan sebuah rumah di bagian teratas surga, engkau juga akan mendpatkan kecintaan dari Allah Ta’ala, kemudian dari aku suamimu, dari anak-anakmu, dari karib kerabatmu dan dari seluruh kaum muslimin.

Wahai istriku, kenalilah dunia dengan segala perangkapnya, dengan segala keburukan di dalamnya, Abu Hazim berkata, “Barangsiapa yang mengenal dunia, niscaya dia tidak akan senang dengan kemegahan yang ada di dalamnya dan tidak akan bersedih dengan bencana yang ada di dalamnya.”

Karena itu wahai istriku mari kita lalui kehidupan di dunia ini sebagaimana seseorang yang asing, sebagaimana seorang pengembara dalam perantauannya, mengambil seperlunya saja apa yang menjadi hak kita, karena kita akan meninggalan negeri perantauan ini dan kembali kepada kampung halaman akhirat yang kekal. Mari kita kumpulkan bekal sebaik-baiknya, semoga kelak ketika kita pulang ke kampung halaman kita, ada sebuah rumah yang indah menanti kita, sebuah rumah yang telah kita bangun sejak jauh hari dari sekarang ini…

ketika masih di dunia ini.

Wallahu a’lam bish showab

Allah mengajarkan cinta

Pernahkah hatimu merasakan kekuatan mencintai
Kamu tersenyum meski hatimu terluka karena yakin ia milikmu,
Kamu menangis kala bahagia bersama karena yakin ia cintamu
Cinta melukis bahagia, sedih, sakit hati, cemburu, berduka
Dan hatimu tetap diwarnai mencintai, itulah dalamnya cinta

Pernahkah cinta memerahkan hati membutakan mata
Kepekatannya menutup mata hatimu memabukkanmu sesaat di nirwana
Dan kau tak bisa beralih dipeluk merdunya nyanyian bahagia semu
Padahal sesungguhnya hanya kehampaan yang mengisi sisi gelap hatimu
Itulah cinta karena manusia yang dibutakan nafsunya

Cinta adalah pesan agung Allah pada umat manusia
DitulisNya ketika mencipta makhluk-makhlukNYA di atas Arsy
Cinta dengan ketulusan hati mengalahkan amarah
Menuju kepatuhan pengabdian kepada Allah dan Rasulnya
Dan saat pena cinta Allah mewarnai melukis hatimu,
satu jam bersama serasa satu menit saja

Ketika engkau memiliki cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi lentera hati menerangi jalan menuju Illahi
Membawa ketundukan tulus pengabdian kepada Allah dan RasulNya
Namun saat cinta di hatimu dikendalikan dorongan nafsu manusia
Alirannya memekatkan darahmu membutakan mata hati dari kebenaran

Saat kamu merasakan agungnya cinta yang diajarkan Allah
Kekasih menjadi pembuktian pengabdian cinta tulusmu
Memelukmu dalam ibadah menuju samudra kekal kehidupan tanpa batas
Menjadi media amaliyah dan ketundukan tulus pengabdian kepada Allah
Itulah cinta yang melukis hati mewarnai kebahagiaan hakiki

Agungnya kepatuhan cinta Allah bisa ditemukan dikehidupan alam semesta
Seperti thawafnya gugusan bintang, bulan, bumi dan matahari pada sumbunya
Tak sedetikpun bergeser dari porosnya, keharmonisan berujung pada keabadian
Keharmonisan pada keabadian melalui kekasih yang mencintai
Karena Allah adalah kekasih Zat yang abadi

Cintailah kekasihmu setulusnya maka Allah akan mencintaimu
Karena Allah mengajarkan cinta tulus dan agung
Cinta yang mengalahkan Amarah menebarkan keharmonisan
Seperti ikhlas dan tulusnya cinta Rasul mengabdi pada Illahi
Itulah cinta tertinggi menuju kebahagiaan hakiki

Minggu, 17 Oktober 2010

-,'- SEHATI -,'-


Ketika semuanya pergi hanya kau yang selalu menemani
Dikala aku tersesat Kau membawaku ke jalan yang lurus
Dikala aku menyerah Kau menyemangatiku dengan menggebu
Dikala air mataku membasahi relung pipiku Kau menggantinya dengan sebuah senyuman
Kau adalah semangat jiwaku
Aku menyayangimu lebih dari saudaraku
Bagiku kau adalah saudara sehatiku
Mungkinkah kita akan tetap begitu selamanya
aku tak bisa membayangkan perpisahan itu
Perpisahan yang menyakitkan..............
Teh aku menyayangimu,,,,,,,

Kau juga adalah sahabat sehatiku
Aku menyayangimu sama sepertinya
Kau selalu ada di saat aku kesulitan
Kau hadir sebagai penolongku tanpa berharap sesuatu
Kau tempat suka dan dukaku
Kau pemberi saran terbaiku
Akankah semua ini juga terus abadi?
Semoga kita akan tetap bertemu di keabadian nanti.........
To aku juga menyayangimu,,,,

Tapi ada sesuatu yang kurang
Kehidupanku belum lengkap
Aku butuh seorang pelindung
Orang yang selalu melindungiku
Orang yang selalu ingin membahagiakanku
Orang yang mampu membimbingku
Orang yang meluangkan seluruh waktunya hanya untukku
Sudahkah aku menemukan orang itu????

Jumat, 15 Oktober 2010

Arti Persahabatan Buatku

Inilah sahabatku......




Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??

MEREKALAH SAHABATMU

Hargai dan peliharalah selalu persahabatanmu


Rabu, 13 Oktober 2010

TERUSLAH BERDOA,DAN RUBAH HIDUP ANDA:::

Hakikat doa adalah penuntun kita melakukan perubahan diri selama menjalani hidup. Hidup itu sendiri tidaklah hitam dan putih. Ia tidak pula seperti laut mati. Ia senantiasa bergerak penuh tantangan dalam rangka pemenuhan aneka kebutuhan. Sebab, hanya melalui kedua hal inilah Allah benar-benar menguji mana hamba-Nya yang tetap pada fitrah dan mana yang tidak.

Kekuatan seseorang dalam mengubah dirinya itu jelas merupakan salah satu faktor kunci kesuksesan memburu pertolongan Allah . Oleh karena itu, kalau hidup kita terus-menerus sempit, sekolah tak kunjung rampung, nilai ujian sekolah jelek, utang tak juga terlunasi, jelas ada yang salah pada diri kita. Meskipun demikian, satu hal yang penting untuk disadari adalah bahwa kalau doa kita tidak dikabulkan Allah bukan berarti Dia tidak memperhatikan lagi permohonan hamba-Nya. Boleh jadi penyebabnya ialah karena pelakunya sendiri tidak mau membenahi dirinya, enggan lepas dari kebiasaan-kebiasaan buruk, dan malas meningkatkan ibadahnya kepada Allah.

Siapapun yang ingin doanya dikabulkan oleh Allah, hendaknya ia berusaha mengubah dirinya sendiri. "Bagaimana engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tidak mengubah dirimu dari kebiasaanmu ?" Demikian tukas Ibnu Athaillah di dalam kitabnya al Hikam. Kita telah banyak meminta, banyak berharap kepada Allah, dan saking sibuknya meminta, terkadang membuat kita tidak sempat lagi mengintrospeksi diri kita sendiri. Padahal, kalau kita meminta dan selalu memperbaiki diri, Allah pasti memberi apa yang kita minta karena sebetulnya doa itu adalah pengiring agar kita bisa merubah diri kita. Jika kita tidak pernah mau merubah diri kita menjadi lebih baik maka janganlah berharap doa kita akan dikabulkan Allah. Perubahan diri inilah sebenarnya yang harus kita camkan dalam diri ketika kita punya keinginan. Oleh karena itu, pikirkan secara baik dan benar apa yang harus kita ubah melalui diri kita ini.

Banyak orang yang telah berpuluh tahun hidup dengan harta berlimpah, uang selalu tersedia, pujian dan penghargaan terus berdatangan, namun hidup mereka terasa hampa. Mengapa demikian ? Mungkin karena mereka tidak mendapatkannya melalui berdoa. Akibatnya, nikmat tersebut tidak dirasakan sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada mereka.

Dalam hal ini, penting kita memperhatikan apa yang dinyatakan Ibnu Athaillah :"Tujuan utama berdoa bukanlah meminta, melainkan mengetahui adab dan tata krama seseorang terhadap Tuhan." Inilah sebenarnya yang kita butuhkan. jadi, doa hendaknya menjadikan kita makin dekat dengan Allah. Dengan doa yang demikian akhlak seseorang pun akan semakin baik. Lalu, bagaimana dengan kebutuhan duniawi ? Percayalah, Gusti Allah iku ora sare. Allah tidak pernah tidur !.

Di dalam Al Quran, tepatnya surah Al Baqarah : 186 Allah telah berfirman : ”Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu, wahai Muhammad, tentang Aku, jawablah : Aku adalah dekat. Aku akan mengabulkan permohonan orang yang berada kepada-Ku. Hendaklah ia memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah ia beriman kepada-Ku agar ia selalu berada di dalam kebenaran.”

Tak bisa dimungkiri, kita seringkali kurang tepat memahami dan menempatkan doa, yakni semata menggunakannya sebagai ajang pelarian dari persoalan-persoalan hidup yang kita hadapi. Meskipun demikian, persepsi seperti ini sebenarnya tidak terlalu salah dan masih lebih baik dibanding kita berputus asa dari rahmat Allah lalu meminta pertolongan kepada yang selainNya. Oleh karena itu, hendaknya selalu diingat firman Allah :"Janganlah engkau berputus asa dari rahmat Allah" (QS. Az Zumar : 58).

Kalau kita renungkan lebih jauh, doa yang kita panjatkan kepada Allah itu sejatinya adalah upaya kita mendekatkan diri kepada-Nya sebagai konsekuensi iman kita terhadap-Nya. Doa itu sendiri tidak bisa dimungkiri adalah pengungkapan penghambaan kita kepadaNya. Doa juga bisa dimaknai sebagai pengungkapan kesadaran seseorang akan kelemahan, pengharapan, dan kecintaan darinya kepada Tuhannya.

Sungguh, doa adalah bukti penghambaan dan pengabdian kita kepada Allah yang Maha Kuasa. Maka, kurang tepatlah bila ada anggapan bahwa karena doa kitalah Allah memenuhi permintaan kita. Sebab, dengan demikian, berarti Allah itu tunduk pada perintah makhluk-Nya. Padahal, faktanya kita semua lemah dan butuh pertolongan Allah.

Pilihan terbaik bagi kita, terutama umat Islam, adalah : selalu berdoa kepada Allah atas apa yang menjadi hajat hidup kita sambil terus menerus memperbaiki diri kita. Kalau doa kita tidak segera dikabulkan Allah, mungkin karena kita sendiri tak ada keinginan untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada di diri kita. Mungkin saja kita selama ini lalai mengingatNya, kita tak peduli perintah dan laranganNya, kita tak pernah menolong sesama. Pendek kata : berdoalah dan perbaiki diri Anda !



*** Anda Hamba ALLAH SWt Atau Budak Syetan?? ***

Jika ada seseorang yang bertanya kepada anda, aku dan kita.hamba ALLAH atau budak syetan, jawaban yang diberikan pasti mengakunya hamba ALLAH.bahkan kalau ada orang lain mengatakan anda, aku ataupun kita budak syetan,pasti anda, aku ataupun kita akan marah dan tidak suka dikatakan budak syetan.tapi tahukah anda, aku ataupun kita.............kalau mengaku menjadi hamba ALLAH tentunya harus patuh pada perintah ALLAH

Renungkanlah........

Sholat adalah perintah ALLAH.meninggalkan sholat adalah perintah Syetan.

Sudahkah anda, aku ataupun kita melaksanakan Sholat ?

a. Jika anda, aku ataupun kita melaksanakan sholat berarti menjalankan perintah ALLAHjika menjalankan perintah ALLAH berarti patuh kepada ALLAHyang patuh kepada ALLAH berarti..... HAMBA ALLAH

b. Bagaimana jika anda, aku ataupun kita tidak Sholat ?Meninggalkan sholat adalah bujukan, rayuan, godaan bahkan perintah syetanartinya bila kita tidak sholat kita cenderung patuh kepada syetankalau udah patuh pada syetan berarti ...............BUDAK SYETAN

Artinya " Bila kita masih belum Sholat, Sholatnya masih bolong-bolong,Sholatnya masih satu kali dalam satu jumat, atau sholatnya satu kali dalam satu tahun,Jangan ngaku-ngkaunya jadi HAMBA ALLAH"

Enak benar Sdr, ngakunya jadi hamba ALLAH tapi yang dikerjakan perintah Syetan...........

sekarang renungkan jawabannya....

siapakah anda, aku ataupun kita ?????

HAMBA ALLAH atau Budak Syetan ??????????????????????




PENYESALAN

Aku tersesat dalam kelalaian, sedang kematian bergerak kearahku, semakin lama semakin mendekat. Jika aku tidak mari hari ini, aku pasti mati esok.

Aku manjakan tubuhku dengan pakaian-pakaian halus dan mewah, sedikit berpikir bahwa itu akan membusuk dan hancur dalam kubur.

Aku bayangkan tubuhku remuk menjadi debu dalam lubang kubur, Di bawah gundukan tanah. Keindahan tubuhku akan berangsur-angsur hilang, sedikit demi sedikit berkurang hingga tinggallah kerangka, tanpa kulit dan daging.

Aku melihat detik-detik kehidupan lambat laun habis, namun keinginan-keinginanku masih belum terpenuhi. Suatu perjalanan panjang terbentang di hadapanku, sedangkan aku tiada bekal untuk jalan itu.

Aku menentang Tuhanku, melanggar perintah-perintah-Nya terang-terangan, sementara Ia mengawasiku setiap saat.

Aduh! Aku memperturutkan hatiku dalam perbuatan-perbuatan yang memalukan! Ah! Apapun yang telah terjadi tak dapat dihapuskan dan waktu bila telah berlalu tidak dapat ditarik kembali.

Ah! Aku berdosa secara rahasia, tidak pernah orang laun mengetahui dosa-dosaku yang mengerikan. Tetapi esok, rahasia dosa-dosaku ditampakan dan dipertunjukan kepada Tuhanku.

Ah! Aku berdosa terhadap-Nya, walaupun hati merasa takut, namun aku sangat mempercayai ampunan-Nya yang tak terbatas, aku ber-dosa dan tak tahu malu, dengan berani bergantung kepada ampunan-Nya yang tak terbatas.

Siapa lagi selain Dia, yang akan mengampuni dosa-dosaku. Sesungguhnya Ia patut bagi segala pujian! Seandainya tidak ada adzab setelah kematian. Tiada janji akan surga, tiada ancaman akan neraka. Kematian dan kebusukan cukup sebagai peringatan, agar kita menjauhi sia-sia. Namun akal kita bebal. Kita tidak mengambil peringatan apa pun. Sekarang tiada harapan lagi bagi kita, kecuali Yang Maha Pengampun mengampuni dosa-dosa kita, karna bila seorang hamba berbuat salah, hanyalah Tuhannya, tanpa seorangpun yang mengampuninya tak diragukan lagi aku adalah yang terburuk dari semua hamba-Nya.

Aku yang menghianati perjanjianku dengan Tuhanku yang dibuat di keabadian. Dan, adalah hamba yang cakap yang janji-janjinya tak berarti. Tuhanku, akan bagaimanakah nasibku, ketika api membakar tubuhku? Api yang melelehkan batu yang paling keras!

Ah! Aku sendiri ketika dibangkitkan dari kubur (tanpa seorangpun yang menolongku pada hari itu). Wahai Engkau, Yang Maha Esa yang tiada sekutu terhadap keagungan-Mu. Belas kasihanillah kesendirianku, karna ditinggalkan oleh segalanya.


Aku Ada, Karena Kasih Sayang Allah

"Inna rahmati wasi'at kullu syai'"

Itulah yang Allah katakan kepada kita untuk mengingatkan betapa luasnya kasih sayang Allah terhadap mahluknya. "Sesungguhnya kasih sayang-Ku meliputi segala sesuatu." Dan Allah tak pernah dusta atas apa yang dijanjikannya. Allah Yang Maha Rahman, Allah Yang Maha Rahim.

Seringkali kita merasa bahwa Allah tak lagi sayang kepada kita. Keluh kesah senantiasa menghiasi keseharian. Dan inilah bukti kerapuhan kita sebagai manusia. Manusia yang kadangkala gersang dan tak kunjung mendapat penawar peneguh hati. Dan aku sedang tidak membicarakan orang lain melainkan diriku sendiri Sang Khilaf ini.

Tentang musibah yang kemaren baru saja kami sekeluarga alami, lantas piutangku (recehan rupiah yang sengaja kukumpulkan buat biaya walimahan kelak) yang tak kunjung dilunasi oleh seorang sahabat yang telah kuanggap tauladan. Nyaris saja membuatku kembali terpuruk pada keantipatian hati. Andai saja aku tidak memandang dan berpikir dari sudut yang berbeda. Mungkin bangunan kelapangan jiwa yang barusaja kubangun terbakar kembali oleh titik api emosi.

Allah....,ketika aku melafal nama-Mu yang agung itu. Kesejukan menjalar keseluruh tubuh. Dan semua bermula dari hati. Aku yakin akan kuasa-Mu.Kuasa akan berlimpah kasih sayang yang telah Kau tunjukkan atas sadardan tak sadarnya diriku.

Abu Hurairah raberkata, "Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Allah telahmenjadikan kasih sayang-Nya terbagi dalam seratus bagian. Dia menahan sembilan puluh sembilan bagian di sisi-Nya dan menurunkan satu bagian ke bumi. Dari satu bagian itulah para mahluk saling mengasihi, sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya." (HR. Musim)

Kasihsayang-Mu saat ini hanyalah satu bagian dari seratus bagian yang ada.Dan dengan satu bagian saja ini aku sudah sangat merasa gembira.Begitupun dengan manusia dan mahluk hidup lain. Semua merasa nyamanatas kasih sayang itu. Semua bisa bebagi, dan karena itu masih ada secercah kebahagiaan atas kedamaian di alam fana ini.

Dan ketika bayi mungil itu terlahir ke bumi. Dengan berjuta kelemahan dankerapuhan yang ada. Maka jika bukan karena kasih sayang-Mu. Bayi mungilwaktu itu, mungkin tak kan bisa sebesar ini. Dan itu adalah aku, SangKhilaf yang tetaplah rapuh.

Ya Allah kembali bangunkan aku saat berjuta manusia nyenyak terlelap.

Ya Allah kembali usik hatiku saat terlena oleh fatamorgana indahnya dunia

Ya Allah kembali tegakan aku dalam menapaki jalan pembenahan diri tiada henti

Karena diri ini tiada arti tanpa belas kasih-Mu/.

Ditulis dalam Hikmah Sang Khilaf (ACHOEY)

Selasa, 12 Oktober 2010

==Kisah Seekor Kerbau dengan seorang Pekerja yang sibuk ==

Pagi yang cerah sekitar pukul 06.00. Seperti biasa, petani itu mengeluarkan kerbau dari kandangnya untuk pergi membajak sawah. Dari pagi hingga siang mereka asyik bekerja sama mengaduk-ngaduk lumpur sawah.



Pukul 11.30, datang istri sang petani membawa makan siang suaminya: nasi bakul, ikan asin, sambel dan lalap. Petani itu asyik makan dengan lahapnya, sementara si kerbau sahabatnya istirahat tak jauh darinya.



Tepat pukul 12.00, terdengar suara sayup-sayup mengudara dari kejauhan. Si kerbau tidak mengerti dan bertanya pada juragannya itu. “Hhooaa….. (suaranya besar). Gan, suara apa tuh sayup-sayup enak sekali?” “Itu suara adzan.” “Adzan itu apa?” “Itu seruan memanggil orang Islam untuk shalat.” “Shalat itu apa?” Tanyanya lagi. “Shalat itu menyembah Allah, Tuhan pencipta alam. Orang Islam melaksanakannya 5 kali sehari.” “Ooh…” kata si kerbau. “Agan, orang Islam?” tanyanya lagi. “Iya Islam.” Kata petani itu cuek. “Agan suka shalat?” Sambil tersipu ia menjawab: “Ooh …tidak!” “Sama dengan saya.” Kata si kerbau kalem. Mereka meneruskan lagi kerja.



Jam 14.30 mereka selesai. Ketika sedang beres-beres, terdengar lagi suara lantunan orang dari kejauhan yang juga enak didengar. Tapi kali ini suaranya lain. “Gan, suara apa lagi tuh? Kok beda dengan yang tadi!” “Ooh… kalau itu orang membaca Qur’an.” “Qur’an itu apa?” “Kitab suci petunjuk hidup umat Islam.” “Agan suka membacanya?” “Kebetulan tidak. Mana sempat! Siang gini kan kerja. Malam cape.” “Sama dengan saya.” Kata si kerbau lagi kalem. Mereka pun pulang.



Jam 18.30 sehabis magrib, dari speaker masjid dekat rumah petni itu terdengar suara orang bicara panjang lebar. Si kerbau bertanya lagi. “Gan, kalau itu suara apa? Itu orang ngomong apa?” “Itu pengajian di masjid.” “Pengajian itu apa?” “Itu orang sedang mendalami agama.” “Bagus ya Gan?” “Iya bagus.” “Agan suka datang ke pengajian?” “Kebetulan tidak. Setiap hari sibuk bekerja seperti tadi.” “Sama dengan saya.” Esok harinya, saat si petani lahap makan siang karena lapar, si kerbau membuka percakapan. “Gan!” Katanya. “Apa?”



“Walaupun binatang, saya juga ciptaan Tuhan. Rasanya, saya ingin juga mengenal Tuhan yang telah memberi saya hidup, nafas, tenaga dan makan. Tapi, apalah artinya. Saya hanya seekor kerbau. Rasanya ingin saya menyembah-Nya, berterima kasih kepada-Nya, bersyukur dan beribadah seperti orang-orang di masjid itu. Tapi, mana sempat, saya kerja terus setiap hari. Waktu habis untuk kerja. Malam cape. Saya seolah tidak ada waktu untuk mendekati Tuhan untuk beribadah kepada-Nya.” Merasa ada yang membenarkan kesibukannya, si petani buru-buru menjawab: “Sama dengan Saya.”



Si kerbau termenung: “Eemh… ternyata banyak manusia seperti saya. Wujudnya saja manusia, hakekatnya kerbau. Tak ada bedanya. Seperti binatang, waktunya habis hanya untuk kerja cari makan. Kesibukan jadi alasan untuk melupakan Tuhan. Banyak manusia memang tak tahu diri. Sudah mulia jadi manusia, eeh… kesadarannya tak lebih dari kerbau.”



Dirumuskan oleh:

Tim Kepanitiaan Ifthor Jama'i (Senin-Kamis) YISC Al-Azhar Jakart


Aktifitasku 12/10/2010

Seperti biasa Di pagi hari sebelum shubuh ku menelpon calon istriku.....nenx denni..eh dia malahan ngajakin kita tunangan aku merasa bingung dengan pengamblan keputusanku karena ku masih kuliah..dan merasa gk enak ma tetehku teh cicih yang baik teramat baik,,, maka ku bilang az ma si nenx gmna klo tunangannya hanya kita berdua saja dan di saksikan ma sang pencipta Allahu Robbi... alhamdulillah dia akhirnya mengerti...dan insya allah dilaksanakan ntr pas ulang tahunku....setelah itu suara adzan shubuhpun berkumandang...dan diakirilah pembicaraan kita.
Haripun semakin siang dan suara ayampun bersautan, sang pajar muncul menerang alam semesta ini, lalu aku melaksanakan perintah dari si embah miska yaitu biasa di suruh nyemprot dinya lumayan lah buat bayar sks kuliahku....stelah itu ku mengerjakan peyemain pohon Arbise mungkin aza berguna bwat ntr ku udah merit....hehehehe...lumayan dapat 150 pohon dan rencananya akan di tanem di kebun bapaku mudah-mudahan aza ku mempunyai semangat untuk memeliharanya,,,lumayan lama juga yah sampai siang. alhamdulillaha masih diingtkan ma sinenx untuk makan makasih nenx perhatianmu sungguh membuathatiku luluh..
Terik mataharipun semakin panas pas mau jam 12 akupun beristirahat dan melaksanakankewajibanku seorang muslim..setelah itu ku juga harus memberi makan bebek saudaraku sungguh berat yah..hidupku,,,tapi ku harus bersyukur,,,karena ku masih diberi kesehatan dan kehidupan.eh gerimis mengundang dan terasa dinginya setelah tadi kepanasan sungguh adem....tak lama kemudian ku pulang dan makan..lalu tdur sejenaklah melepas lelah..stelah itu ku menjembut my father...membawa rumput buat kambing-kambingnya...
Setelah itu ku memasukan bebek-bebek yang tadi siang ku ngasih makan...trus lalu ku mandi dan beristirahan lalu nongkrong depan komputer biasa Facebookan..sambil POsting Blog w...narsis dikit,,,hehehe,,ya itulah aktifitasku aku seorang petani dan mahasiswa dan merangkap lagi seorang buruh apa saja.

== Inilah C!NTA ==

Pernahkah anda definisikan “cinta”? Dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sayang sekali” atau “suka sekali”. Saya sendiri tidak berani mendefinisikan lebih jauh, khawatir diprotes para pakar bahasa. Namun saya ingin mengajak anda untuk memikirkan masalah cinta ini, karena cinta adalah kebutuhan seluruh manusia, baik manusia normal maupun tidak.

Dalam kehidupan keseharian, kita bisa melihat bahwa cinta bisa menjadi kekuatan terbesar yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu, bahkan yang tidak mungkin sekalipun. Cinta mampu membuat manusia menembus batas dirinya, meraih sesuatu diluar jangkauannya. Cinta juga membuat manusia melakukan sesuatu dengan senang hati, walaupun pekerjaan itu awalnya tidak disenangi. Cinta membuat hidup menjadi lebih bergairah seakan memberikan sebuah harapan baru. Itulah cinta, sebuah kekuatan luar biasa yang dimiliki manusia.

Antara “Cinta” dan “Hasrat”

Saya juga meyakini bahwa cinta itu sebuah proses, bukan buah atau hasil. Proses saling mengasihi, proses saling menyayangi, proses saling berbagi bahkan pengorbanan. Cinta merupakan proses fitrah, bukan rekayasa. Dia bisa tumbuh karena dorongan fitrah dalam diri manusia atau setelah ada kecocokan interaksi dan menimbulkan saling ketergantungan. Cinta seringkali rancu dengan hasrat (desire) yang juga merupakan bagian dari fitrah manusia. Hasrat menimbulkan ketertarikan dan ingin memiliki terhadap sesuatu. Hasrat mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan akan cinta. Hasrat bukanlah “cinta” itu sendiri, namun salah satu yang mendorong seseorang untuk mendapatkan cinta, cinta dari sang kekasih.

Cinta mendorong manusia untuk saling menyayangi, saling memberi dan pengorbanan. Sementara hasrat mendorong manusia untuk bercumbu. Kegiatan pacaran misalnya, bukanlah kegiatan orang yang dimabuk cinta, melainkan kegiatan orang yang sedang melampiaskan hasrat terpendam. Walaupun harus diakui bahwa terkadang aktifitas seksual dapat mendorong tumbuhnya rasa cinta, namun setelah melewati berbagai proses dan beberapa ujian. Jadi tidak semua orang yang saling memiliki hasrat bisa menemukan kebahagiaan, karena kebahagiaan itu justru ada bersama cinta.

Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).Hadits tersebut adalah anjuran kita untuk mengkabarkan cinta kita pada saudara kita, namun karena ada kerancuan arti “cinta” dan “hasrat” membuat kita menjadi enggan untuk mengungkapkannya cinta kita pada para saudara muslim, karena malah bisa menimbulkan fitnah. Padahal dahulu Rasulullah SAW dan para sahabat beliau terbiasa mengungkapkan rasa cinta diantara mereka.

Cinta Sejati

Cinta sejati hanya ada pada cinta Rasulullah terhadap ummatnya dan cinta orang tua pada anaknya. Cinta sejati tumbuh bukan karena dorongan hasrat, namun ia tumbuh karena kasih sayang yang tulus. Cinta orang tua menjadi sejati, karena cinta itu telah dimulai sejak sang anak berada dalam kandungan. Tak ada yang diberikan anak pada orang tuanya, selain kebahagiaan dan rasa bangga menjelang kelahirannya sebagai si buah hati yang mungil dan lucu. Sang anak tak bisa mengucapkan kata-kata manis pada orang tuanya, dia hanya bisa menangis, rasa cinta orang tualah yang membuat mereka memenuhi kebutuhan sang anak. Anak begitu menggantungkan kehidupannya pada orang tuanya, dan orang tuanya dengan tulus memberikan kasih sayangnya, karena mereka merasa bahagia melakukan itu, itulah cinta.

Cinta antara Rasulullah SAW terhadap ummatnya dan orang tua pada anaknya tidak melalui proses memilih. Rasulullah SAW tidak bisa memilih siapa saja yang menjadi ummatnya dan kitapun tidak bisa memilih siapa yang dipilih Allah menjadi Rasulullah. Orang tua tak bisa memilih siapa yang lahir dari rahimnya, anak pun demikian, dia tidak bisa memilih lahir dari rahim siapa. Siapapun yang lahir dari rahimnya, itulah anaknya, buah hatinya tempat mencurahkan kasih sayangnya. Dari siapapun kita dilahirkan, kita tidak bisa memilih, merekalah orang tua kita dan kita harus menyayanginya, itulah cinta.

Sedangkan cinta pada lawan jenis, bukanlah cinta sejati. Namun sebuah aktifitas manusia yang didahului oleh hasrat. Hasrat menggerakan kita untuk memilih, berinteraksi, baru kemudian memutuskan untuk bekerja sama menggapai cinta. Jadi jika ada seseorang yang mengatakan cinta pada anda, tanyakan benarkah demikian. Jangan-jangan yang ingin disampaikan adalah “aku berhasrat padamu”.

Saya pernah melihat sepasang sejoli yang sudah renta, saya perkirakan berumur 70 tahunan, dengan mesranya bergandengan tangan dipagi hari, mereka berolah raga dengan berjalan kaki mengelilingi sebuah taman kota. Setelah beberapa keliling, sang suami berkata pada istrinya,

“Sudah cape belum ma?” tanyanya dengan lembut “Belum pa, mama masih kuat 3 keliling lagi. Kenapa? Papa capek ya?” jawab sang istri tidak kalah lembutnya. “Capek sih, tapi masa papa kalah sama mama. Ayo papa temenin 3 keliling lagi” “Jangan dipaksa pa, mending kita duduk di bangku taman itu yuk” Sang istri menutup perbincangan sambil menggandeng tangan suaminya ke bangku taman.

Saya tersenyum mendengar percapakan itu. Percakapan dengan nada yang lembut namun kuat akan kesan kasih sayang didalamnya. Keduanya tampak begitu bahagia terlihat begitu nyaman bersama pasangannya. Itulah cinta, walau sudah keriput dan renta, kasih sayang itu masih tercurah diantara keduanya. Jangan heran bila ada yang menikah namun mahligai rumah tangganya berantakan. Itu karena mereka gagal menumbuhkan cinta, mereka hanya berhasil membangun ikatan untuk penyaluran hasrat belaka. Padahal kebahagiaan itu ada dibalik cinta, bukan pada pemenuhan hasrat.

Cinta yang hakiki

Cinta yang hakiki hanya ada pada Allah SWT Sang Maha Pencipta. Makhluknya tidak memberikan apa-apa pada-Nya. Namun DIA curahkan kasih dan sayangnya kepada makhlukNya dengan begitu banyak nikmat dan anugerah. Sedangkan kita hanya bisa selalu meminta, justru menggantungkan seluruh harapan kepadaNya. Tak ada yang bisa kita berikan, semua yang ada pada diri kita adalah millikNya. Kita tidak memiliki sesuatu yang tiada dimilikiNya dan kita tidak memiliki sesuatu yang bukan milikNya.

KasihNya tidak hanya tercurah pada makhluk-makhlukNya yang taat saja, seluruh makhluk ciptaanNYa tetap merasakan kasihNya. Namun “sayang”Nya hanya diberikan pada mereka yang mencintaiNya atau mereka yang telah berusaha untuk mencintaiNya. Itulah cinta...

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (QS Al-Baqarah:165)

Sahabat Ibnu Umar ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Di antara hamba-hamba Allah ada sekelompok manusia yang mereka bukan nabi dan bukan pula syuhada', tetapi mereka mendapatkan kemuliaan di sisi Allah sejajar dengan para nabi dan para syuhada'." Lalu para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, khabarkanlah kepada kami siapakah mereka itu?" Jawab Rasulullah: "Mereka adalah sekelompok orang yang saling memadu kasih karena Allah, bukan karena motivasi kekerabatan maupun materi. Demi Allah, wajah mereka bersinar bagaikan cahaya, bahkan mereka adalah cahaya di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika umat manusia dilanda perasaan takut" Lalu Rasulullah saw membaca ayat: "Dan ingatlah, bahwa para kekasih Allah tidak akan pernah dilanda perasaan takut dan tidak pernah pula dilanda perasaan sedih." (HR. Abu Dawud).

Wallahu a’lam

Oleh : Qodrat SQ

(Ketua Umum YISC Al-Azhar Jakarta Periode 2006-2007)


BELAJAR MENANGIS :::

Belajarlah menangis, tapi yang di maksud dengan menangis disini bukanlah menangis dalam sebuah skenario drama, atau dalam cerita sebuah film yang keseluruhannya di buat-buat sebagai bumbu, pelengkap dan penyempurna adegan sebuah jalan cerita yang tujuannya agar terlihat lebih dramatis dan bersifat metaforis. Dan juga menangis di sini bukan pula menangis guna kepentingan sebuah drama di atas panggung dan tertawa di belakang layar.

Dan jikalau seseorang menangis karena mendapatkan musibah, itu sudah biasa. Bila sekali waktu menangis karena merasakan sakit, dan itu sudah sering terjadi. Tangis menangis karena sebab seperti hal-hal tersebut adalah bersifat biasa dan wajar karena di sebabkan oleh timbul perasaan iba hati, rasa sedih, dan atau di karena merasakan rasa sakit.

Tetapi apakah pernah kita menangis tanpa sebab atau akibat yang belum pernah kita rasakan dan terjadi di dalam diri kita, atau terhadap lingkungan yang ada di sekitar kita? Serta apakah kita merasakan dan membayangkan suatu peristiwa yang belum pernah terjadi dan kita pun belum tahu kejadiannya, dan tidak pernah terbayangkan dalam benak kita sendiri, kemudian karenanya lebih dahulu kita menangis? Boleh jadi hal yang demikian belum pernah terjadi. Sebab bagaimana mungkin itu semua dapat terjadi kalau tidak dengan adanya sebuah pelantara sebab akibat? Apa yang kita dapat tangisi?

Tetapi semua hal tersebut dapat terjadi, tanpa sebuah pelantara sebab akibat kita dapat mengeluarkan setetes air mata, menangis. Tetapi dengan belajarlah menagisi diri sendiri di hadapan Tuhan.

Merenung sejenak sembari menyesali berbagai kekeliruan yang pernah kita alami sendiri selama ini, maka kemudian mulailah belajar untuk menangis. Air mata sebuah kepekaan jiwa yang menetes di keheningan malam, dengan di tengah suasana lantunan doa dan istighfar berangkat dari rasa kekhawatiran yang dalam, pertanda bahwasanya kita masih punya hati nurani.

Selayaknya kita merasakan sedih dan berduka cita jika kalau-kalau Dia (Allah) tidak berkenan dengan segala perilaku yang telah kita sendiri perbuatan selama ini. Sudah sepatutnya kita merasa khawatir jika kalau-kalau segala amalan ibadah yang selama ini telah kita perbuatan tidak di terima-Nya. Bahkan, kita harus merasakan penyesalan dan merasakan takut jikalau segala dosa-dosa yang mungkin telah kita perbuatan tidak terampuni.

Belajar menangis yang seperti itulah yang memang sudah selayaknya dijadikan tradisi bagi setiap insan (muslim). Tentu, bukanlah menagisnya yang telah menjadi objek dari sebuah persoalan maupun sebuah permasalah yang kita sedang hadapi. Tetapi untuk sebuah penyesalan terhadap ibadah yang selama ini kita lalaikan. Mungkin boleh jadi, kebiasaan dan perilaku seperti itu tak pernah tersentuh atau jarang kita lakukan.

Alangkah kagumnya ketika kita memgingat pada masa dulu, masa dimana kaum salafus shalih (orang-orang shalih terdahulu). Meraka adalah kaum dimana sangat patuh terhadap ajaran-ajaran dari keyakinan yang meraka percayai, meraka kaum yang tidak hanyalah mengerti tapi juga meresapi serta mengamalkan seluruh ajaran-ajaran Islam. Sehingga wajar ketika dibacakannya kepada mereka ayat-ayat Allah, lalu spontan bergetarlah hati mereka.

Lalu bagaimanakah dengan diri kitra sendiri? Sudahkah hati kita sudah dapat mampu bergetar pada saat ayat-ayat suci al-Qur'an itu dilantunkan? Sungguh alangkah indahnya bila kita semua termasuk kedalam orang-orang yang telah disebutkan oleh al-Qur'an, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal” (QS al-Anfal: 2). “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu,” (QS al_Isra: 109).

Hati yang mati dan silau karena akibat oleh pengaruh gemerlapnya kebutuhan dunaiwi selamanya akan mengahapus perasaan khusyu'. Bila sudah sedemikian jauh, sesungguhnya alangkah betapa celakanya kita. Karena dalam kehidupan hari kita tak mampu menangis mengeluarkan air mata, maka sesungguhnya kita akan menangis dalam kehidupan lain (hari kiamat), sebagaimana Rasullah saw ingatkan, “Setiap mata akan menangis di hari kiamat kecuali mata yang telah mengeluarkan air mata karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga di jalan Allah,”(HR Tumidzi). Karenanya, mari kini kita belajar menangis sebelum ditangisi atau menangis diri kita sendiri.

Ketika Hati Menangis♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫

Tuhanku….

ketika hati menangis, hanya kau saja yg tahu

Tuhanku….

Ketika mereka meninggalkan aku sendiri

Ketika dunia tiada simpati, Kau tetap mendengar rintihanku

PadaMu tempatku menagih kasih

Ketenangan kurasa mendekatiMu

Syahdu malam tak terasa sunyi

Tuhanku….

Ketika aku dalam kepayahan, dalam kesendirian dihimpit cobaan

Kau beri aku kesabaran, pengalaman mengajar arti kematangan

Lantas Kau membuka pintu hatiku, untuk memberi kemaafan

Pada mereka yang pernah melupakanku

Tuhanku….

Ketika aku buntu

Kau berikan aku kekuatan, kau tunjukkan aku jalan

Kau tak biarkan aku sendirian

Tuhanku….

Yang Maha Pengasih, Rahmatmu tak terkira

Syukurku melangit pun tak tercapai

Sungguh aku merasa berdosa karena dulu sering lalai

Semoga penyesalanku Kau terima

THANK YOU ALLAH FOR THE BLESSINGS YOU HAVE GIVEN



Minggu, 10 Oktober 2010

Hatiku, Hatimu, Hati Kita,,, Hati-Hati !..........

Dalam pergaulan, seringkali manusia menemukan orang-orang yang kadang kadang kasar dan tak segan-segan mempermalukan orang lain di depan umum, dengan caci maki atau penghinaan, yang anehnya, orang kasar seperti itu bukan hanya di temukan pada orang yang , maaf, kurang pendidikan atau “tak makan bangku sekolahan” , Kata-kata kasar , memaki atau menghina orang lain di depan umum, ternyata juga dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai pendidikan tinggi alias sudah “makan bangku sekolahan atau makan bangku kuliahan”, bahkan kadang-kadang punya gelar akademis yang berjejer, di depan atau di belakang namanya.

Aneh memang, orang yang punya pendidikan tinggi, kok kata-katanya kasar dan tak segan menghina orang lain di depan umum, lalu akhlaknya dikemanakan ? Kalau orang yang tak punya pendidikan, mungkin kita bisa maklum, tapi itulah manusia. Mungkin saja, menghina atau kata-kata kasar sudah bawaan,” dari sananya”, hingga sering kali atau dengan mudahnya kata kasar keluar dari mulutnya, bahkan sering kali juga keluar kata-kata binatang dalam sumpah serapahnya ! Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari perbuatan yang demikian.

Orang yang demikian itu mungkin lupa, belum mengetahui atau pura-pura tidak mengetahui agar berkata lemah lembut dalam kegiatan apapun, bukankah Nabi mengajarkan kelembutan, rendah hati, ramah dan berbagai tingkah laku sopan lainnya ? Kalau kita berlaku kasar, ketika kita mengajak orang pada kebaikan, sepertinya mustahil mereka akan mengikuti apa yang akan kita katakan, iyakan ? Loh gimana mau ikut, kalau yang mengajak sudah penuh kekasaran ?

Namun demikian, kalau kita yang mendapat hinaan, cacian atau sumpah serapah lainnya, kalau mau membalas, iya silahkan saja, namun memaafkan itu lebih baik. Kalau soal dihina, sepertinya kita belum apa-apa, dibandingkan dengan para pembawa risalah ketuhanan, Mereka bukan hanya di sumpah serapah dengan kata-kata kasar, bahkan di “cap” gila, mana ada hinaan, caci maki yang lebih kasar dari “cap” gila ?

Nah, saat menghadapi hinaan, caci maki atau apapun namanya yang bernada kasar, maka diperlukan sikap yang bijak, jangan di lawan. Di lawan, sama “gila”nya. Pada saat itu memang diperlukan penataan hati yang sebaik-baiknya, agar tak mudah marah atau mudah tersinggung, buat apa tersinggung ? Toh hinaan atau caci maki tidak menyebabkan kematian, tidak menyebabkan orang sedang dihina menjadi hina atau tercela, yang terjadi sebaliknya, yaitu justru yang yang sering menghina orang lain dengan kata-katanya yang amat kasar, apa lagi di depan umum atau di hadapan orang banyak, kualitas orang itu sudah sangat-sangat jelas, sangat rendah, sangat hina. Jadi, mengapa takut dihina ? Mengapa tersinggung bila di hina ? Mengapa sakit hati bila di hina ?

Begitu juga , ketika mungkin saja, orang-orang yang dicintai, dikasihi atau di sayangi tiba-tiba meninggalkanmu, pada saat itu di perlukan penataan hati, agar yang terjadi tidak putus asa, tidak membawa kepada hal-hal yang tak di inginkan. Karena sering kali kita temukan, orang dengan mudah saja, menghabisinya hidupnya, hanya disebabkan ‘patah hati” atau “hatinya patah” hatinya luka, berdarah-darah, yang katanya sakitnya bukan main. Pada saat itu benar-benar harus di tata hatinya, dikembalikan pada Sang Pemilik Hati yang sesungguhnya, yaitu Allah SWT.

Sakit hati karena hinaan atau cacai maki, normal saja, karena manusia memang punya perasaan dan perasaan itu berhubungan dengan hati. Namun agar hati tidak sakit karena hinaan atau sumpah serapah orang lain, ada metode yang menarik yang bisa digunakan, salah satunya adalah : ketika kau dimarahi oleh orang lain, ntah itu atasanmu atau bosmu dalam bekerja, atau temanmu yang tiba-tiba saja marah dan “menyemprot”mu dengan kata-kata kasar atau siapa saja yang marah padamu dengan mengeluarkan kata-kata kasar, senyumlah pada saat itu, perhatikan orang yang sedang marah itu, jadikan “tontonan” yang menarik, niscaya kau akan menemukan “sesuatu” yang memang menarik.

Loh gimana sih, orang marah kok menarik ? Ya, menarik untuk menjadi “tontonan”mu secara gratis dan kaupun tak menjadi sakit hati karenanya, kaupun tak tersinggung karena marahnya, kau mungkin bisa, malah menjadi senang karena marahnya ? Loh kok bisa ? Coba aja deh, bila suatu saat kau di marahi orang, siapapun orangnya, hadapi dengan tenang, nikmati marahnya dan tersenyumlah. Niscaya ada ‘sesuatu” di hatimu pada saat itu, bukan hatimu sakit, malah bahagia, apa lagi bila mengetahui bahwa saat kita di hina, dimarahi, di sakiti oleh orang lain, padahal kita tak menyakiti mereka, maka sudah suatu keuntungan yang luar biasa, tanpa usaha apa-apa, pahala kita bertambah dari orang yang menyakiti kita, menghina kita dan dosa-dosa kita berkurang, karena sudah diambil oleh orang yang sedang menghina atau memarahi kita, enak kan ? Membahagiakan bukan ?

Ada memang atau bahkan banyak, dimana orang ketika dimarahi atau dihina, menimbulkan dendam, apa lagi yang menghina atau yang memarahi adalah orang yang lebih atas darinya, baik usianya, kedudukannya, pekerjaannya, jabatannya dan lainnya sebagainya, dimana dia tak dapat membalasnya, bahkan tertunduk diam, malu, gemeteran, keluar keringat dingin dan lainsebagainya, pokoknya runyam. Nah bagaimana bila terjadi demikian ? Lagi-lagi perlu penataan hati, perlu ketenangan hati, perlu ketajaman mata hati. Yang jelas, jangan patah hati, jangan sakit hati. Katakanlah : Dimarahi bukan akhir perjalanan hidup, di hina, tidak menyebabkan kematian, di hina, tidak menghancurkan kehidupan. Lalu mengapa menjadi sakit hati karenanya ? Lalu mengapa perlu dendam ? Buat apa dendam, bukankah dendam hanya menambah penyakit dalam hati ?

Mengapa perlu ketajaman mata hati ? Hati yang matanya tajam, tak akan mudah tersinggung dengan berbagai hinaan, caci maki, celaan atau “cap” apapun yang bernada buruk. Hati yang tajam adalah hati yang penuh dengan keikhlasan, hati yang penuh dengan nada-nada kasih sayang dan kelembutan pada apa dan siapapun, termasuk pada orang-orang yang menghinanya, mencaci makinya, yang mencelanya. Orang yang penuh keikhlasan dalam hatinya, akan mendoakan orang yang menghinanya agar mendapat taufik dan hidayahNya, agar orang yang tadinya penuh dengan kata-kata kasar, akan berubah 180 derajat menjadi sangat lembut dan sangat santun. Ah, alangkah indahnya bila hidup ini dipenuhi oleh orang yang hatinya lapang, hatinya ikhlas, hatinya lembut, hatinya penuh kedamaian, hatinya penuh maaf, hatinya penuh doa untuk orang lain.

Nah, orang yang sudah punya ketajaman mata hati, tak mudah tersinggung dengan kata-kata kasar orang lain, tak mudah marah ketika orang menyidir dirinya, tak mudah sakit hati ketika orang lain menghinanya, tak mudah dendam ketika dikhianati orang lain, tak mudah marah-marah bila menemukan sesuatu yang tak berkenan di hatinya, tak mudah menyalahkan orang lain ketika sesuatu menimpa dirinya, tak mudah mencari “kambing hitam” atas kesalahnnya sendiri, tak mudah sakit hati bila di tinggal pergi orang yang dicintai, tak menyerah bila sesuatu yang dicita-citakan tak tercapai, tak mudah mengrung diri bila dijauhi, tak mudah melarikan diri bila ujian datang menghampiri, tak mudah putus asa bila harapan tak sesui dengan kenyataan dan seterus. Yang ada di hati dan lisannya adalah tetap pujian untukNya, alhamdulillah, alhamdulillah dan alhamdulillah. Marilah kita menata hati, hatiku, hatimu, hati kita, hati-hati ! Agar hati kita tak punya penyakit hati, agar hati kita tak mudah sakit ketika di sakiti, Insya Allah !

TERNYATA PENAMPILAN BISA MENIPU

Pada suatu hari ada seorang wanita yang sedang menyusui anaknya. Tiba tiba lewat seorang pemuda yang gagah dan tampan. Wanita tersebut berdoa, “Ya Allah, jadikanlah anakku seperti pemuda ini.”

Mendengar doa ibunya, anak yang masih menetek itu dengan ijin Allah bisa berbicara dan juga is berdoa, namun doanya berlawanan dengan ibunya. Ia berdoa, “Ya Allah, janganlah aku Engkau jadikan seperti pemuda itu."

Tidak lama kemudian ada seorang wanita yang telah dituduh berzina dan mencuri. Ia dihakimi oleh masa karena perbuatan yang dituduhkan itu. Melihat hal ini sang ibu berdoa lagi, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti wanita itu.”

Mendengar doa ibunya ini, si anak juga berdoa lagi. Doanya pun berlawanan dengan doa ibunya. “Ya Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu.”

Mendengar doa anaknya ini, sang ibu terkejut dan bertanya kepada anaknya, “Mengapa pada saat ada pemuda yang gagah dan tampan lewat, ibu berdoa agar kau dijadikan seperti dia malah tidak ingin dijadikan sepertinya. Sementara ketika seorang wanita pencuri dan penzina lewat kau malah berdoa agar dijadikan seperti dirinya?”

“Wahai ibu, sesungguhnya pemuda yang terlihat gagah dan tampan itu hanya penampilannya saja. Dibalik itu ia adalah seorang laki laki yang kejam dan bengis. Sementara wanita yang disangka sebagai pencuri dan pezina sesungguhnya ia suci dari perbuatan itu. Ia hanya berucap, cukuplah Allah bagiku.”

Demikianlah, ternyata kementerengan penampilan seseorang itu bukan cermin sejati dari pribadinya. Ada kalanya orang dianggap bagus bagi manusia namun hakikatnya disisi Allah adalah jahat dan ada orang yang dikira jahat oleh manusia namun pada hakekatnya ia adalah orang yang taat.



^_^

11 - 10 - 2010


Sial banget deh pokona hari ini...pertama kali bangun udah kesiangan trus pas mau manasin motor si orenge eh malahan bocor bannya,,,,waduh,,waduh....trus dah itu siangnya ku di suruh nganter si mamih mau beli Mas ke cirebon ,,,eh malahan kena tilang di depan lampu merah dekan asia.. dasar tuh polisi silan padahal persyaratan berkendaraan udah lengkap dasar si polisinya aza tuh,,kurang ngajar,,,, tapi mau gmna lagi terpaksa ku minta damai aza padahal dia mintanya 45 rbu ku kasih aza 40 rbu dasar polisi doyan duit gk liat-iat lagi..langsung maen tilep aza tuh duit...klo tau kaya gtusih ku kasih 20 rbu az gk bakalan ngliat ini kali polisinya....terus lancar deh perjalannan sampaipulang,,,eh pas tiba d rumah padahal si orange mau w ganti bannya ke bengkel sekalian malahan di bongkar2 ma keponakan guepadahal w udah males bnaget tuh,,,akhirnya turun tangan deh,,,kotor-kotoran....heuh dasar keponakan gue sok bisa,,,, trus ku tdur deh sebentar sambil smsan ma si cinta...eh ketiduran malahan dia marah saeutik untung saetik lamun gede jadi bahaya....akhirnya ku maen aza komputer eh ada lkagi neh di komputer minta di jajanin....harus w instal ulang neh komputer lelet banget banyak virusnya,,,,

Rabu, 06 Oktober 2010

Ukhti, Kamu Cantik Sekali

Ukhti, kamu cantik sekali

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali

Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.

Ukhti, kamu cantik sekali

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya. Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali

Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali

Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali

Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali

Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi. Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)

9 Alasan Mengapa Tak Boleh Sombong

1. Sedikit cahaya dari Allah SWT lebih berarti dari cahaya manapun. Sedikit hidayah Allah SWT yang masuk ke dalam hatimu, lebih berarti dari petunjuk manusia yang mananpun. Sedikit ilmu dari Allah yang kamu terima, lebih berarti dari ilmu manusia manapun. Sedikit harta yang kamu terima dari Allah, lebih berarti dari harta manusia yang manapun. Yang ada padamu semua serba sedikit, terutama ilmu, lalu apa yang mau kau sombongkan ?

2. Ketajaman mata rohani, lebih tajam dari benda tajam yang manapun. Sedikit kata-kata yang penuh keikhlasan, kejujuran, kebenaran, lebih tajam dan lebih bermakna dari ribuan kata-kata yang penuh kebohongan, apa lagi kesombongan ! Bila mata hatimu masih tumpul, karena penuh dengan penyakit hati, maka banyak-banyaklah istigfar, mohon ampun kepadaNya, jauhkan hatimu dari kesombongan sekecil apapun. Apa itu kesombongan ? Meremehkan orang lain dan tak mau menerima kebenaran !

3. Kebenaran apapun yang kamu sampaikan pada orang lain yang membencimu, akan sia-sia. Ibarat angin lalu di tengah padang pasir yang tandas, tak berbekas apapun. Dan jangan sombong dengan kebenaran atau kepinteran yang kau miliki, apa lagi sampai membodoh-bodohi orang lain, seakan kau penjadi orang yang sangat pinter dengan membodohi orang lain, padahal tidak ! Seandainya kau pinterpun tetap tak boleh membodoh-bodohi orang lain, apa hakmu membodohi orang lain ? Orang yang pinter bahkan biasanya lebih rendah hati, lebih menghormati orang lain dan lebih tawadu, seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk ! Lalu mengapa kamu sombong ?

4. Kebenaran manusia bersipat relatif dan orang bisa membantahnya dengan kebenaran yang lain yang sipatnya relatif pula. Selama kebenaran yang datang dari manusia sipatnya tidak ada yang absolut, kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT. Jadi kalau ada manusia merasa diri paling benar, paling pinter tanda-tanda kesombongan ada pada dirinya. Yang repot, sudah kapir, sombong lagi, dengan menyatakan dirinya : ” Saya kapir ! ” dengan bangganya, seakan berkata : ” Kalau saya kapir, kau mau apa ? ” Ini orang kok sombong amat yakh ? Padahal akhir perjalanannya hanya menjadi bangkai dan di akherat termasuk orang yang merugi. Masih mau sombong ?

5. Telah banyak kesalahan dan dosa yang kamu perbuat, saat inilah perlunya kerendahan hati/tidak sombong dan memohon petunjukNya dan beristigfar/mohon ampunanNya. Kesalahan sangat manusiawi, jangan takut salah, tapi jangan sengaja berbuat salah. Dan jangan sombong dengan kesalahan dan kekapiran ! Jangan seperti Iblis, hanya karena diciptakan dari api, sudah sombong ! Iblis merasa lebih mulia dari Adam As yang diciptakan dari tanah, sehingga Iblis membantah/menolak perintah Tuhan untuk sujud pada Adam !

6. Nabi Muhammad SAW sebagai manusia sempurna/insan kamil saja di musuhi ummatnya yang kapir, apa lagi kamu manusia biasa yang seringkali disengaja atau tidak disengaja menyakiti orang lain, pasti banyak yang tak suka padamu. Dan sampai saat ini betapa banyak manusia yang tak beriman kepada beliau, bukan hanya tak beriman, tapi juga melecehkan, menghinanya, menghujatnya, mencaci makinya. Jadi kalau kamu dihina atau dicaci maki orang itu belum apa-apa. Jangan-jangan kamu dinina, memang hina beneran. Siapa sih manusia hina ? Ya manusia yang merasa dirinya mulia, merasa suci. Padahal orang yang mulai dan suci adalah orang yang rendah hati, bukan orang orang yang sombong !

7. Kamu bukan Muhammad SAW yang bertemu Allah dalam malam Isra’ mi’raj. Kamu bukan Musa AS yang diajak berbicara oleh Allah SWT. Kamu bukan Ibrohim AS yang mencari dan diselamatkan Allah ketika di bakar oleh Namrudz. Kamu bukan Nuh AS yang penuh kesabaran menjalankan agama Allah dan tetap mensyiarkan agamaNya, walaupun yang beriman sedikit. Kamu bukan Ayub AS yang mendapat ujian begitu berat dengan penyakit yang bertahun tahun, namun tetap sabar dan iklas kepadaNya. Kamu bukan Adam AS yang di usir oleh Allah dan segera mohon ampun kepadaNya dan diampuni olehNya. Kamu bukan wali yang dimuliakan Allah, karena ketaatan ibadahnaya yang begitu banyak mereka lakukan. Kamu bukan sufi yang menyintai Allah dengan ketulusan hati dan kesabaran jiwa. Kamu bukan Malaikat yang sangat patuh atas semua perintah Allah sejak diciptakan sampai ditiadakan. Kamu hanya hamba Allah yang amat kecil dan hina dihadapanNya, tak lebih dari itu. Nah apa yang mau kau sombongkan ?

8. Para Auliya dan orang orang yang sholeh mendekati Allah SWT dengan caranya masing-masing, kamu tak mesti mengikuti cara-cara mereka. maka untukmu adalah : Dekati Allah SWT dengan caramu sendiri dan kebiasaanmu sendiri dan itu tak perlu mengasingkan diri ke gunung-gunung atau masuk ke goa-goa dan bertapa di sana ! Allah bisa di dekati di mana-mana, karena memang Dia ada di mana-mana dan jangan lupa, Allah SWT lebih dekat dari urat nadimu sendiri. Dan jangan katakan : ” Saya sudah dekat kepada Allah SWT ! ” Itu kesombongan ! Mengapa ? Karena yang mengatahui kedekatanmu pada Allah, ya Allah sendiri, bukan karena kata-kata-katamu dan perbuatanmu. Nah masih mau sombong juga ?

9. Di sini dan sekarang inilah saatnya kamu berusaha mendekati Allah SWT. Jika tidak, kapan lagi ? Hari - harimu adalah hari- hari. menuju ke kuburan, waktu-waktumu yang tersisa akan menuju ke kuburan, usiamu semakin lama semakin menjelang kematian, rohmu semakin dekat untuk kembali kepada asalnya yaitu Allah SWT. Sudahkah kamu simpan amalan-amalanmu ? Sudahkan kamu menyiapkan bekal -bekalmu ? Sudahkah kamu siap menjelang mautmu ? Sudahkah kamu mengerjakan kewajiban-kewajibanmu ? Sudahkah kamu menghitung amalmu yang sang sedikit itu ? Sudahkah kamu menghitung dosa-dosamu yang sangat banyak itu ? Di sini dan sekarang inilah saatnya kamu lakukan itu semua ! Nah masihkah kau mau sombong dengan kematianmu yang semakin dekat ?



Istri Shalihah

Sungguh tak terbayangkan bagaimana indahnya hidup bersama istri shalihah. Istri yang sejuk dipandang mata, menentramkan hati dan jiwa. Istri yang pandai membahagiakan hati suaminya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sebagai seorang istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, sebagaimana ia dahulu menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Kata-katanya santun penuh hikmah. Jika ia senang, tampak dari raut wajahnya yang berseri-seri bak bidadari. Jika marah, ia berusaha menahannya agar tidak diketahui suaminya. Ia selalu meminta maaf meskipun bukan ia yang bersalah. Dan ia selalu memaafkan kesalahan orang lain sebelum mereka memintanya. Itulah ciri wanita shalihah.

Wanita shalihah pandai menjaga lisan, mata dan hatinya. Ia tidak berbicara kecuali yang bermanfaat, tidak melihat kecuali yang halal untuk dilihat, dan tidak pernah menyimpan rasa benci ataupun dendam kepada siapapun. Hatinya luas bak samudera. Jiwanya lembut laksana sutera, namun sikapnya tegas seperti ksatria.

Sungguh tak berlebihan ketika Rasulullah SAW menyebut wanita shalihah sebagai perhiasan terindah yang ada di dunia. Ya, bahkan ia lebih dari itu. Wanita shalihah adalah tulang punggung bangkitnya generasi baru Islam yang akan memimpin dunia. Berapa banyak para ulama dan mujahid yang terlahir dari rahim seorang wanita shalihah. Tanpa belaian dan kasih sayang wanita shalihah, sangat sulit dibayangkan mereka semua bisa menjadi seperti itu.

Sungguh mengagumkan kehidupan yang dilalui wanita shalihah. Ketika masih kecil, ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Ketika beranjak dewasa ia menjadi remaja yang pandai menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak terbawa arus pergaulan yang dapat merusak akhlaknya. Ketika menikah ia menjadi istri yang tulus dan setia dengan suaminya. Ia tidak pernah mengkhianatimya, baik ketika pergi maupun berada di dalam rumahnya. Setelah dikaruniai anak, ia menjadi seorang ibu yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Ia paham bagaimana harus bersikap semestinya. Ia juga mengerti bagaimana menjaga hak dan kewajibannya, baik terhadap Tuhannya maupun sesama manusia.

Namun meskipun demikian, ia tetaplah manusia. Kadangkala benar, kadang pula salah. Ia juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis karena terluka. Ia juga membutuhkan seseorang yang sanggup membimbingnya menuju jalan-Nya. Ia juga ingin berbagi cerita tentang kisah hidupnya, baik dalam mengurus anak maupun mengelola keuangan rumah tangga. Ia juga butuh teman yang selalu berada di sisinya dan mengusap air mata di pipinya di kala ia bersedih.

Sungguh wanita shalihah adalah manusia luar biasa yang pernah ada di dunia. Tak heran jika Rasulullah SAW bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Dalam hadits lain ketika ditanya tentang orang yang berhak dilayani beliau bersabda, “Ibumu”, beliau mengulainya sebanyak tiga kali, baru setelah itu beliau melanjutkan, “Ayahmu”. Bahkan dalam Al-Quran, Allah mengabadikan keagungan wanita dengan sebuah surat bernama An-Nisa (wanita-wanita). Tak hanya itu, bahkan nama salah seorang wanita shalihah pun diabadikan menjadi nama surat, Maryam. Allahu Akbar, Walillahil Hamd. Itulah balasan bagi wanita shalihah.

SURAT DARI IKHWAN ..... ::::

Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, mungkinkah besarnya kerudungmu hanya di gunakan sebagai fashion atau gaya jaman sekarang ? Atau mungkin kerudung besarmu hanya di jadikan alat perangkap busuk supaya mendapatkan ikhwan yang diidamkan, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan.

Ukhti…Tertutupnya tubuhmu tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri antum sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi?? Bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu..

Ukhti…Lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara antum sama dengan lembutnya kasihmu pada saudaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu??

Ukhti…Lembutnya parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat segerombolan anak-anak Palestina terlihat gigih berjuang dengan berani menaruhkan jiwa dan raga bahkan nyawa sekalipun dengan tetes darah terakhir.. Akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.

Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan dininabobokkan dengan mimpi-mimpi jorokmu bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.

Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang antum dapatkan, ataukah antum tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat

Ukhti…Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri antum sendiri, pernahkah antum menyadari bahwa kecantikan yang antum punya hanya titipan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan antum masih terlihat cantik, jangan-jangan kecantikanmu hanya di jadikan perangkap jahat supaya bisa menaklukan hati ikhwan dengan senyuman-senyuman busukmu..

Ukhti…Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan antum hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu..

Ukhti…Tajamnya tatapanmu yang menusuk hati, menggoda jiwa tidak menjamin sama dengan tajamnya kepekaan dirimu terhadap warga sesamamumu yang tertindas di palestina, pernahkah antum menangis ketika mujahid-mujahidah kecil tertembak mati, atau dengan cuek bebek membiarkan begitu saja, pernahkah antum merasakan bagaimana rasanya berjihad yang dilakukan oleh para mujahidah-mujahidah teladan..

Ukhti…Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat. Coba antum perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga antum sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang antum rasakan, bisa jadi salah satu dari keluargamu masih gemar bermaksiat, berpakaian seksi dan berprilaku binatang yang tak karuan. Sanggupkah antum menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemuliaan Islam??

Ukhti…Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang Khaliqm.. Antum adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul dijaga olehmu, banyak cara yang harus antum lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….

Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masihkah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan sombong, pernahkah antum membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah diraih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas diatas rata-rata akhwat yang lain, sesombong itukah hatimu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu

Ukhti…Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infaqmu ke mesjid atau mushola.. Sadarkah antum kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan mengkhawatirka. Tidakkah antum memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang antum masukan, maukah antum di beri rizki sepelit itu.

Ukhti…Rutinnya halaqahmu tidak menjamin serutin puasa sunnah senin kamis yang antum laksanakan, kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bidh pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang dirasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati antum, makanan fisik yang antum pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi.

Ukhti…Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang antum lewati, sikap ramahmu pada orang yang antum temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataannya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap komunitas dakwah yang memerlukan banyak kader, ingat!!! Dakwah tidak memerlukan antum tapi… antumlah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah

Ukhti…Rajinnya shalat malammu (tidak menjamin) keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu..

Ukhti…Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang Kholiqmu,Masihkah antum senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat dhuhamu, shalat malammu??Ukhti…Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi.Akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah antum ketika sang mujahid akan segara menghampirimu

Ukhti…Masih ingatkah antum terhadap pepatah yang masih terngiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik.Jadi siap-siaplah sang syuhada akan menjemputmu di pelaminan hijaumu..

Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu.Maka tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu

Ukhti…Muhasabah yang antum lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan dan kebusukan kelakuan antum yang dilakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu.Sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, antum tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah sampai kapan akhlaq busukmu di lupakan, kenapa muhasabah tidak dijadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik

Ukhti…Pernahkah antum bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan past.Bukankah apa yang antum pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah dan seorang mujahidah??Kenapa tidak dari sekarang antum mempersiapkan diri menjadi seorangan mujahidah yang solehah??

Ukhti…Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri antum, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton TV yang tidak karuan dan hanya kan mengeraskan hati Sampai lupa waktu, lupa bantu orang tua, kapan akan menjadi anak yang birrul walidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan,Mulai kapan antum akan mendapat gelar mujahidah atau akhwat solehah??

Ukhti…Apakah pandanganmu sudah terpelihara, atau pura-pura nunduk ketika melihat seorang ikhwan dan terlepas dari itu matamu kembali jelalatan layaknya mata harimau mencari mangsa, atau tundukan pandangannmu hanya menjadi alasan belaka karena merasa berkerudung besar??

Ukhti…Hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah antum menjaga izzah yang antum punya, atau sebaliknya antum bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi disamaratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo antum sendiri membuat kebobrokan akhlaq maka akan merusak citra akhwat yang lain

Ukhti…Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,

Siapkah antum sekarang menjadi istri solehah yang selalu didamba-dambakan oleh semua orang..