Selasa, 24 April 2012

Pemanfaatan Waktu



وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3)

Waktu tidak boleh luput dari empat hal: Iman, amal shalih, saling menasihati dalam menetapi kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. Empat perkara yang tidak boleh lenyap dalam diri anak Adam jika ingin sukses hidupnya. Atau dengan ungkapan ringkasnya harus diisi dengan ibadah kepada Allah, “dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al Hijr: 99)

Seorang muslim tidak punya waktu libur sepanjang malam dan siang. Dia tidak punya libur dan cuti sebelum melangkahkan kakinya ke dalam surga. Malaikat pencatat amal akan senantiasa menuliskan amalnya, yang baik maupun yang buruk.

‘Atha bin Rabbah pernah berkata kepada sekumpulan pemuda yang dilaluinya, sementara mereka dalam keadaan diam tidak melakukan apa-apa, “mengapa kalian bertasbih dan berdzikir? Apakah kalian lupa bahwa malaikat mencatat semua amal perbuatan yang kalian lakukan?.”

jangan sia-siakan waktu dengan berleha-leha karena kaki kita belumlah menapak di surga.

Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi Allah.

Oleh karenanya, jangan sia-siakan waktu dengan berleha-leha karena kaki kita belumlah menapak di surga. Setiap detik yang berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi Allah.

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) Arasy yang mulia.” (QS. Al Mukminun: 115-116)

Waktu Adalah Kehidupan



Waktu adalah hidup yang sesungguhnya. Manusia memiliki sejumlah kewajiban berkenaan dengan waktu. Dari mulai harus menjaganya, mengisinya dengan perbuatan baik, dan selalu memperhatikannya agar jangan sampai ia lolos darinya barang sesaat.

Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu berkata, “sesuatu yang aku sesali adalah jika dari pagi hari sampai matahari tenggelam amalku tidak bertambah sedikitpun padahal aku tahu saat itu umurku berkurang.”

Imam Hasan Al Bashri pernah berkata, “wahai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan dari hari-hari. Jika berlalu satu hari berlalu juga satu bagian dari dirimu.” (Al Hilyah: 2/148 dan dalam Siyar A’lam Nubala: 4/585).

wahai anak Adam, sesungguhnya kamu adalah kumpulan dari hari-hari. Jika berlalu satu hari berlalu juga satu bagian dari dirimu.” Al Hasan Al Bashri

Beliau berkata lagi, “aku mengenal beberapa kaum yang menjaga waktu mereka lebih cermat daripada apa yang kalian lakukan dalam menjaga dinar dan dirham kalian.”

Ibnu Masud radliyallah ‘anhu berkata lagi, “sungguh saya benci melihat seseorang yang menganggur, tidak mengerjakan urusan dunia maupun akhirat.”

Ibnu Umar radliyallah ‘anhuma juga pernah berpesan, “Jika engkau berada di waktu sore jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu waktu pagi jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu dan pergunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematimu.” (HR. Bukhari)

Waktu Tidak Akan Kembali

Waktu tidak mengenal kembali barang sesaat. Setiap menit, jam, hari, minggu, bulan, atau tahun yang telah berlalu tidak akan kembali lagi. Kita tidak akan menjumpainya untuk kedua kalinya. Kita sering mendengar syair-syair yang berharap agar masa muda kembali barang sesaat dan mereka akan berbuat yang terbaik untuk umat ini. Tapi, sayang waktu memang tidak akan pernah berulang.

Imam Al Hasan Al Bashri mengatakan, “demi Tuhan yang jiwaku berada di genggaman-Nya, tidaklah pagi hari muncul kecuali dia akan berseru, “hai anak Adam, gunakanlah aku sebaik-baiknya, karena demi Allah, aku tidak akan kembali kepadamu hingga hari kiamat.”

Waktu berkata,”hai anak Adam, gunakanlah aku sebaik-baiknya, karena demi Allah, aku tidak akan kembali kepadamu hingga hari kiamat.”

Ratapan ahli neraka agar dikembalikan lagi ke dunia barang sesaat untuk berbuat baik tidak akan pernah terpenuhi, karena waktu tidak akan kembali. Kesempatan tidak akan berulang.

“Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya. Demikianlah kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang shaleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (adzab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang dzalim seorang penolongpun.” (QS. Faathir: 36-37)

Sedangkan terhadap orang beriman yang kurang menghargai waktu, Allah menjelaskan, ” . . . lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh?” Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Munafiqun: 10-11)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “setiap yang menyia-nyiakan kesempatan beramal shalih akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya. Tidak mungkin bisa, yang lalu telah berlalu, telah datang apa yang harus datang. Dan setiap orang menyesal sesuai dengan penyia-nyiannya.”

Setiap yang menyia-nyiakan kesempatan beramal shalih akan menyesal ketika datang kematian. Ia meminta dipanjangkan waktu walau sebentar untuk bertaubat dan mendapatkan kembali apa yang telah luput darinya. . .

Diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi, dari Ibnu Abbas rahimahullah, “barangsiapa yang memiliki harta yang sudah bisa menyampaikannya untuk berhaji ke Baitullah atau mewajibkannya zakat, tapi tidak melaksanakannya, ia akan minta raj’ah (dikembalikan lagi ke dunia) ketika sudah mati.” Ada seorang berkata, “wahai Ibnu Abbas bertakwalah kepada Allah! sesungguhnya yang minta dikembalikan lagi ke dunia adalah orang kafir.” Ibnu Abbas berkata, “aku akan bacakan kepadamu ayat Al Qur’an tentang hal itu.” Kemudian beliau membaca ayat di atas.


sumber : klik disini

Sabtu, 21 April 2012

Aku Dan Adikku

Sudah setahun Lamanya kau tidak pulang-pulang, akhirnya kau pulang juga , tepat tanggal 21 april 2012 kau datang bersama temanmu, lalu aku bertanya kemana saja kau selama ini tak pulang-pulang di sini ku selalu merindukanmu semua, lalu dia menjawab ada aa saya baik-baik saja disana, hanya kemarin-kmarin saya tidak pulang-pulang karena saya tidak punya uang A", lau AA menjawab,, kenapa kau tidak kasih kabar, sms ke atau kirim Facebook,
iya a" maaf, tapi sekarangkan sudah disini, ya udah a" aku mau ngajak makan temanku dulu,
ya udah sana kamunya sekalian makan,
Enggak a' teman aku saja yang makan mah!
Lah bukannya temenin makan temannya ntarnya malueun,teman kamunya
Enggak udah biasa dia mah A'
ya udah kamu kesini AA kangen..dan mau ngomong
Lalu dia mendekat dan ku peluk erat dia, krena aku sangat sayang dia, tak terasa air mataku mengalir ... Karena aku tersadar bahwa dia telah tiada

TERNYATA ITU HANYA MIMMPI....!!!

KAU dan AKU

KAUBegitu Manis, Sedangkan Aku ...
KAU Begitu Cantik, sedangkan Aku ...
KAU Begitu Putih, sedangkan Aku ...
KAU Begitu Bersih, sedangkan AKU ...

KAU Pintar, Sedangkan AKU ..
KAU Rajin, Sedangkan AKU ..
KAU Baik, sedangkan AKU ..